Irvan Adilla: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

Bloger Kanak Sasak

Monday, May 16, 2011

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH

MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS VI SDN 1 ANJANI KECAMATAN SURALAGA KABUPATEN LOMBOK TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2010-2011

1. Lata Belakang

Dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dibidang pendidikan dan pembelajaran, maka berbagai strategi dan pendekatanpun dilakukan oleh pemerintah selaku penentu kebijakan dan sekolah sebagai pelaksana terhadap pendidikan itu sendiri, bahkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, seorang guru hendaknya mampu mengatasi berbagai strategi atau metode dalam proses belajar-mengajar yang dilakukan termasuk metode demonstrasi yang digunakan dalam pembelajaran membaca indah pada siswa disekolah. Pembelajaran merupakan suatu proses atau upaya yang dilakukan dalam pendidik, membimbing, merubah sikap dan prilaku serta pola fikir anak didik, sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan.

Hal ini sangat sejalan dengan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa: Tujuan pendidikan nasional pada dasarnya adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki pengetahuan dan keterampilan, berbudi pekerti yang luhur, sehat jasmani dan rohani, cerdas, kreatif, mandiri dan memiliki rasa tanggung jawab (Depdiknas, 2003:6).

Sbagai implementasi dari Undang-undang tersebut, maka kegiatan membaca setiap materi pelajaran termasuk belajar membaca indah yang diajarkan dengan menggunakan metode demonstrasi pada bidang studi bahasa indonesia disekolah sangat dibutuhkan, bahkan hal ini memiliki arti, makna yang sangat penting dan bermanfaat dalam upaya memberikan bekal kemampuan dan pengetahuan serta pemahaman kepada peserta didik.

Bagi seorang guru yang memiliki kompetensi baik secara profesional, nasional, maupun sosial akan mampu memberikan bekal pengetahuan dan pemahaman secara optimal terhadap apa yang diajarkan (disampaikan) terutama dalam pembelajaran membaca indah sebagai salah satu materi pelajaran yang diajarkan dengan menggunakan metode demonstrasi itu sendiri. Pembelajaran membaca indah dengan menggunakan metode demonstrasi hendaknya dapat dilakukan dan diterapkan oleh seorang guru kepada anak didik dalam upaya untuk mengoptimalkan proses dan hasil belajar yang dilakukan, sehingga peserta didik memiliki pengetahuan dan pemahaman serta keterampilan berfikir yang konprehensif (mendalam). Kaitannya dengan membaca indah ini dijelaskan bahwa:

Membaca indah sebagai satu kegiatan membaca dalam proses pembelajaran, tentu tidak dapat berdiri sendiri, sebab kegiatan membaca selalu terikat dengan kegiatan bahasa yang lain seperti berbicara dan menulis. Begitu pula dalam berbahasa terdapat empat kemampuan yaitu kemampuan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Membaca dapat dilihat sebagai suatu proses dan sebagai hasil kegiatan teknik yang ditempuh oleh pembaca yang mengarah pada tujuan melalui tahapan-tahapan tertentu (Burns dalam Tarigan, 1985:112).

Jadi dapat dipahami bahwa membaca indah merupakan salah satu kegiatan atau aktivitas dalam belajar membaca, dimana dalam membaca tersebut terdapat beberapa unsur yang saling berkaitan antara lain yang satu dengan yang lainnya seperti menyimak, menulis dan berbicara serta lainnya.

Menurut Anderson dalam bukunya Tarigan (1979:7) mengatakan bahwa membaca adalah “suatu proses penyandian kembali dan pembaca sendi (a recording and decoding) berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyendian dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyendian (encoding)”. Jadi, pembacaan sendi (decoding) adalah membangun kata-kata tulis (written word) dengan bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna.

Definis lain membaca sebagai salah satu aktivitas dalam belajar juga dijelaskan bahwa;

Membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tilisan dalam bentuk urutan lambang grafis dan perubahannya menjadi bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengajaran keras-keras, kegiatan membaca dapat bersuara dan dapat pula tidak bersuara (1993:135).

Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa membaca merupakan keterampilan mengenal dan memahami serta menghayati berbagai tulisan. Kegiatan membaca perlu ditingkatkan pada anak didik terutama di sekolah, sehingga siswa betul-betul dapat membaca dengan baik, tekun dan rajin dlama membaca.

Dalam pembelajaran, membaca merupakan suatu kebutuhan bagi anak didik. Selain itu, membaca juga bukanlah keterampilan yang bisa ditransfer begitu saja, dan tidak hanya diterapkan pada salah satu studi khusus, tetapi membaca menyangkut kemampuan menginterprestasikan banyak hal dari pengalaman tertentu. Kemampuan membaca seseorang tidak dapat diberikan atau ditularkan kepada orang lain dengan begitu mudah. Membaca perlu latihan yang intebsif dengan bimbingan yang serius. Dalam membaca perlu dikembangkan berbagai bidang yang menyangkut dalam perspektif pengembangan intelektual, sosial dan emosi anak-anak. Dengan demikian, anak perlu dirangsang agar mempunyai keinginan untuk menyenangi bacaan terutama dalam pengajaran di sekolah.

Kemampuan membaca indah dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran bahasa indonesia pada peserta didik selain dapat menguasai materi yang diajarkan, juga di harapkan mampu memberikan perubahan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan baik pada ranah kognitif (pengetahuan), ranah apektif (sikap) mampu ranah psikomotorik (aktualisasi diri dan keterampilan) dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mencapai proses dan hasil belajar yang maksimal kaitannya dengan kemampuan membaca indah dengan menggunakan metode demonstrasi, maka berbagai komponen dalam pembelajaranpun tidak dapat dikesampingkan. Adapun komponen-komponen dalam pembelajaran memahami cerpen pada anak didik di sekolah yaitu pendidik (guru), peserta didik (siswa), proses pembelajaran (KBM), kurikulum, materi/bahan pelajaran, metode evaluasi atau penelaian (Sudjana, 1995:30).

Jadi, dapat dipahami bahwa dalam belajar membaca indah terdapat komponen-komponen yang saling berkaitan dan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam proses pembelajaran, sebab komponen tersebut merupakan suatu sistem atau satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Dan dlam pelaksanaannya guru hendaknya profesional sehingga proses pelaksanaan pembelajaran memahami cerpen dengan menggunakan metode survei pada anak didik di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Kemampuan membaca indah dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa masih minim, sehingga kemampuan membaca indah perlu mendapat perhatian yang serius, terutama pada anak didik di sekolah yang merupakan pondasi anak untuk dapat membaca dan berbahasa yang baik dan benar.

Dari beberapa pokok uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam tentang: Kemampuan membaca indah dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas VI SDN 1 Anjani Lombok Timur Tahun Pelajaran 2010-2011.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa pokok pikiran pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu: Bagaimanakah kemampuan membaca indah dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas VI SDN 1 Anjani tahun pelajaran 2010-2011.

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

3.1 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan secara sadar, sistematis dan terencana pasti memiliki tujuan yang jelas. Begitu pula dalam penelitian yang di lakukan ini memiliki tujuan yaitu: untuk mengetahui kemampuan membaca indah dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas VI SDN 1 Anjani Tahun pelajaran 2010-2011.

3.2 Manfaat Penelitan

Manfaat penelitian ini dapat dibagi menjadi dua. Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan secara praktis. Adapun manfaat penelitian tersebut diuraikan dibawah ini sebagai berikut:

3.2.1 Manfaat Teoritis

Adapun manfaat secara teoritis dalam penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keilmuan kaitannya pengembangan dan peningkatan mutu pengajaran membaca, terutama pengajaran membaca indah yang menggunakan metode demonstrasi pada waktu pelajaran bahasa Indonesia secara luas dilingkungan sekolah dasar.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam mengembangkan teori dan konsep pembelajaran membaca indah dengan menggunakan metode demonstrasi pada waktu pelajaran Bahasan Indonesia dikelas.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat gunak menambah wawasan dalam mengkaji lebih dalam tentang kemampuan membaca indah dengan menggunakan metode demonstrasi.

3.2.2 Manfaat Praktis

Adapun manfaat secara praktis hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Untuk menjaring informasi lapangan tentang kemampuan membaca indah dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa yang dapat menuntang proses belajar mengajar.

b. Untuk menjaring informasi tentang kegitan membaca indah yang menggunakan metode demonstrasi, pada siswa yang dapat menunjang proses belajar mengajar.

c. Untuk menambah wawasan bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah kaitannya dengan kegiatan membaca indah yang menggunakan metode deminstrasi maupun metode lainnya.

d. Sebagai umpan balik bagi siekolah terutama pada para guru dalam usaha pengembangan dan peningkatan mutu pengajaran membaca indah yang menggunakan metode demonstrasi di sekolah dasar tahun pelajran 2010-2011.

4. Kajian Pustaka

4.1 Kemampuan Membaca

4.1.1 Pengertian Kemampuan Membaca

Kemampuan membaca adalah “Kesanggupan, kecakapan, kita berusaha dengan diri sendiri” (Poerwadarminta, 1982:182). Jadi kemampuan adala “Mampu melaksanakan suatu, dalam hal ini kemampuan yang dimaksudkan adalah untuk melaksanakan suatu, dlaam hal ini kemampuan yang dimaksudkan adalah untuk melaksanakan sesuatu dengan baik dan cermat” (Poerwadarminta, 1982:182). Jadi dalam kaitannya dengan kemampuan membaca disini adalah suatu yang dimiliki dan melekat pada diri seseorang, baik berupa pikiran dan perubahan yang timbul dari kesadaran.

Sedangkan menurut Hodgson dalam (Tarigan, 1979:7) mengatakan sebagai berikut.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan agar makna kata-kata secara kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas. Selain diketahui. Kalau hal ini dapat terpenuhi, maka pesan yang tersirat tidak akan tertangkap dengan baik.

Jadi, dapat dipahami bahwa membaca merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seorang dalam upaya memperoleh pesan untuk disampaikan kepada orang lain dengan kata-kata atau kalimat dengan bahasa tertulis. Menurut Anderson dalam (Tarigan, 1979:11) mengatakan bahwa:

Membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan membaca sandi (a recpording and decording proses), berlainan dengan membaca dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encording), sebuah aspek membaca sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written language maening) yang mencakup penubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna.

Sedangkan ahli lain berpendapat membaca adalah “Penyaraan lambang-lambang tertulis serta mencamkan dengan lambang-lambang tertulis walupun terdapat dbahasa tulisan terutama sejak dan proses berirama yang sebagiknya disuarakan ketika membaca, tetapi kebanyakan kegiatan membaca itu dilakukan tanpa suara” (Usman, 2001:30).

Membaca dapat dilihat sebagai proses yang merupakan semua kegiatan dan teknik yang ditempuh oleh pembaca yang mengarah pada tujuan melalui tahapan-tahapan tertentu. Menurut Burns dalam (Tarigan, 1979:6) mengatakan “Pengajaran bahasa Indonesia menurut kurikulum Tingkat Satuan Pendidik (KTSP) memiliki karakteristik yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Peberdaan ini tampak pada:

a) Pendekatan yang digunakan

b) Tujuan pengajaran

c) Seleksi dan gradasi bahan ajarnya

d) Kegiatan belajar mengajarnya

e) Evaluasinya (Tarigan, 1979:8).

Jadi dapat dipahami bahwa membaca merupakan kemampuan yang dilakukan dengan menyatakan berbagai aspek pengajaran, baik keterampilan berbahasa yang lain (menyimak, berbicara dan menulis) maupun aspek pengajaran kebahasaan. Dengan demikian kemampuan membaca tidak terpisah, melainkan tetap terpadu.

4.1.2 Jenis-jenis Membaca

Membaaca memiliki jenis yang beragam, dimana dalam implementasinya dapat dilakukan dengan cara membaca denga sekilas dan lainnya. Adapun jenis-jenis membaca tersebut dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu sebagai berikut

a) Membaca Ekstrinsif

b) Membaca Sekilas

c) Membaca Cepat

d) Membaca Dangkal

e) Membaca Intensif

f) Membaca Dalam Hati

g) Membaca Indah

h) Membaca Dengan Nyaring (Tarigan, 1979:32)

Adapun penjabaran masing-masing jenis membaca tersebut adalah sebagai berikut:

1) Membaca Ekstrensif

Membaca ekstrensif berarti membaca secara luas dan obyeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin (Tarigan, 1979:32). Dari pengertian atau pemahaman yang bertaraf relatif rendah sudah memadai untuk ini, karena memang begitulah tuntutannya dan juga karena bahan bacaan itu sendiri memang sudah banyak serta berlebih-lebihan seperti halnya dengan bacaan laporan-laporan.

2) Membaca Sekilas

Membaca sekilas atau skimming adalah “sejenis membaca yang membuat mata bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi dan penerangan” (Tarigan, 1979:32).

Jadi dapat dipahami bahwa membaca sekilas merupakan suatu cara dalam membaca, dimana mata bergerak dengan secepat mungkin melihat apa yang dibaca baik dalam buku maupun lainnya sehingga diperoleh informasi dan pengetahuan.

3) Membaca Cepat

Membaca cepat adalah “membaca yang ditujukan untuk melihat anak didik dengan cepat-cepatnya membaca dalam hati sambil mengusahakan penangkapan isi bacaan” (Djauzak, 1995:34). Sedangkan menurut Tarigan (1979:35) mengemukakan bahwa membaca cepat adalah “keterampilan bahasa lisan untuk melatih anak didik dengan secepat-cepatnya”.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa membaca cepat adalah ketermpilan bahasa lisan untuk membaca secara cepat dalam hati dan sambil berusaha menangkap pesan dan makna bacaan yang dibacanya.

4) Membaca Dangkal

Membaca dangkal atau Superficial Reading pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Menurut Broughton dalam (Tarigan, 1979:92). Mengatakan bahwa “membaca Superficial Reading dapat dilakukan apabila seseorang membaca demi kesenangan, membmaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan di waktu senggang, seperti cerita pendek, novel ringan dan sebagainya”.

Jadi dalam membaca seperti ini tidak dituntut pemikiran yang mendalam seperti halnya membaca karya-karya ilmiah. Dapat dilakukan dengan santai tetapi menyenangkan.

5) Membaca Intensif

Membaca intensif atau intensif reading adalah “studi seksama, telah teliti, penaganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua samapai empat halaman setiap hari, quisioner, latihan pola-pola kalimat, latihan kosa kata, membaca intensif (Tarigan, 1979:53)

Sedangkan menurut Brooks dalam (Tarigan, 1979:35) mengatakan bahwa “teks-teks bacaraan yang benar sesuai dengan maksudnya haruslah dipilih oleh guru, baik dari segi isinya. Sehingga anak didik berhasil secara langsung baik yang berhubungan dengan kualitas maupun keserasian pilihan bahan bacaan”.

Dari kedua pengertian diatas, dapat dipahami bahwa membaca intensif merupakan kegiatan membaca yang dilakukan dengan cara teliti dan seksama baik dengan cara didikte, menelaah setiap kata dan kalimat maupun dengan mendiskusikannya secara luas.

6) Membaca Dalam Hati

Membaca dalam hati atau silent reading adalah membaca dengan tidak berusaha atau membaca lirih atau berbisik-bisik karena kita hanya mempergunakan ingatan visual (visual memory). Dalam hal ini yang aktif adalah mata (pandangan, penglihatan) dan ingatan (Tarigan:1979:79).

Jadi membaca dalam hati merupakan cara membaca dengan tidak mengeluarkan suara atau bunyi dan hanya menggunakan ingatan visual, pandangan dan penglihatan, sehingga terfokus pada apa yang dibaca.

7) Membaca Nyaring

Membaca nyaring adalah “suatu aktivitas yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun membaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap informasi, pikiran dan perasaan seorang pengarang” (Tarigan, 1979:22). Dengan demikian, dapat dipahami bahwa membaca nyaring adalah membaca dengan cara suara yang keras, sehingga dapat didengar oleh guru dan anak didik dlam kelas.

4.2 Membaca Indah

4.2.1 Pengertian Membaca Indah

Membaca indah adalah “suatu aktifitas atau kegiatan yang dilakukan oleh guru atau siswa dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami pikiran, peran pengarang. Misalnya, ketika membaca puisi dimana pembaca memperhatikan lafal, intonasi dan ekspresinya” (Tarigan, 1979:23). Sedangkan menurut Soedarso mengatakan bahwa membaca indah adalah “Keterampilan-keterampilan pokok yang telah ditanam di sekolah dasar dan keterampilan membaca indah ini sebagai kegiatan rutin setiap hari seperti penyiar radio, pembicara televis, penyanyi dan pembaca puisi”. (2006:37).

Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa membaca indah merupakan aktivitas yang dilakukan oleh guru maupun anak didik dalam upaya menangkap dan memperoleh informasi baik dengan lapal, intonasi maupun irama dalam membaca itu sendiri.

Definisi lain menjelaskan bahwa membaca indah ialah “Membmaca yang mengutamakan keindahan bahasa atau keindahan bacaan. Pengajaran membaca indah selalu teringat kepada pengajaran kesastraan (apresiasi sastra) bahan bacaan selalu diambil dari bahan-bahan kesatuan (1989:44). Dari semua pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa membaca indah adalah suatu keterampilan yang mengutamakan keindahan beridrama, menghayati serta menjiwai isi bacaan.

Membaca indah sering juga disebut membaca emosional. Dinamakan demikian, sebab selalu menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan keindahan atau estetika yang dapat menimbulkan emosi atau perasaan dari pembaca atau pendengarannya. Tijuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini adalah siswa dapat memperoleh suatu keindahan yang sumbernya adalah bahasa atau keindahan yang bersumber dari unsur bacaan, unsur irama, unsur intonasi, kalimat seru, kalimat ajakan dan jenis-jenis kalimat lain secara tepat akan berpengaruh terhadap keberhasilan ini.

4.2.2 Tujuan Membaca Indah

Adapun tujuan membaca indah banyak sekali diantaranya adalah:

a. Agar siswa memiliki pengetahuan, sebagai dasar untuk keterampilan membaca puisi, ddrama dan semua yang berkaitan dengan sastra.

b. Agar siswa memiliki keterampilan membaca sehingga dapat memahami dan mengungkapkan kembali isi bacaan.

c. Agar siswa memiliki sikap gemar dan terbiasa membaca (Tarigan, 1979:23).

Jadi, dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tujuan membaca indah pada dasarnya siswa atau anak didik memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam berpikir atau membaca serta terbiasa dalam belajar dan membaca apa yang diajarkan.

4.2.3 Manfaat Membaca Indah

Dalam membaca indah, selain mempunyai tujuan juga memiliki manfaat bagi anak didik. Adapun manfaat membaca indah adalah sebagai berikut:

a. Siswa terasa dalam pengucapan bahasa lisan (intonasi) seperti kita membaca dialog atau bercakap-cakap dalam bentuk apapun atas penggunaan bahasa yang baik.

b. Dengan pengajaran membaca indah siswa dilatih untuk menghargai sesuatu yang indah. Contohnya ketika membaca puisi.

c. Dengan membaca indah siswa lebih mudah menanggapi makna suatu bacaan.

d. Juga dapat memberikan kenikmatan estetik (keindahan) (Tarigan, 1979:23).

Jadi, dapat dipahami bahwa manfaat membaca indah adalah siswa diharapkan mampu mengucapkan bahasa secara lisan dan tulisan dengan baik serta mudah menanggapi makna suatu bacaan dan menikmatinya dengan bahasa indah yang digunakan.

4.3 Metode Demonstrasi

4.3.1 Pengertian Metode Demonstrasi

Metode merupakan salah satu komponen dalm pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar-mengajar di dlam kelas atau di sekolah. Kaitannya dengan metode pembelajran ini dijelaskan bahwa metode adalah “suatu pengetahuan tentang cara-cara (strategi) mengajar yang dipergunakan oleh seorang pendidik (guru) atau instruktur” (Ahmadi dkk, 2005:52).

Adapun pengertian yang lain metode adalah “Teknik penyajian yang di kuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pengajaran kepada siswa di dalam kelas,baik secara individual atau secara kelompok atau kalsikal, agar pelajaran itu dapat di serap,dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik’’ (Ahmadi dkk,2005:52)

Berdasrkan kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara mengajar yang di gunakan oleh seorang guru baik di kelas maupun di luar kelas, baik secara individual atau secara berkelompok. Dan dengan metode ini guru dapat dengan mudah dalam menyampaikan materi pelajaran yag diajarkan oleh guru.

Sedangkan metode demonstrasi sabagai salah satu cara yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dijelaskan bahwa :

Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta atu murid sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses, misalnya proses cara membaca puisi yang sesuai dengan lafal, intinasi dan ekspresi yang tepat”(Ahmadi dkk, 2005:62)

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa metode demonstrasi sebagai salah satu metode mengajar yang digunakan balam membaca indah juga memiliki manfaat yang sangat banyak bagi siswa. Apabila metode demonstrasi ini dapat diterapkan atau digunakan dengan baik dan tepat, maka sangat memungkinkan meningkatnya proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah ataupun di dalam kelas dan hasil belajar dapat dicapai secara optimal.

4.3.2 Kelebihan Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi juga memiliki kelebihan dan kelemahan sebagaimana metode yang lainnya.

1. Kelebihan Metode Demonstrasi

Adapun kelebihan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:

a. Perhatikan anak akan terpusat kepada apa yang didemonstrasikan dan memberikan kemungkinan berfikir kritis.

b. Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk perasaan dan kemauan anak.

c. Akan mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan, karena anak mengamatinya langsung terhadap suatu proses.

d. Dengan metode ini sekaligus masalah-masalah anak yang mungkin timbul dalam hti anak anak dapat di jawab (Ahmadi dkk,2005:62)

2. Kelemahan Metode Demonstrasi

Adapun kelemahan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :

a. Dalam melaksanakan tugas metode demonstrasi biasanya memerlukan banyak waktu.

b. Apabila kekurangan alat peraga, padahal alat alat tidak sesuai dengan kebutuhan , maka metode ini kurang efektif

c. Banyak alat alat yang tidak di demonstrasikan dalam kelas karena besarnya atau karena harus dibantu dengan alat yang lain (Ahmadi dkk,2005:62)

Jadi dapat dipahami bahwa metode demonstrasi sangat tepat digunakan untuk mengajar dan melatih anak didik dalam membaca puisi atau membaca indah,sebab dengan metode demonstrasi ini guru dan anak didik dapat mendemonstrasikan secara langsung cara membaca indah di depan kelas seperti puisi atau membaca indah dengan baik. Metode demonstrasi ini digunakan untuk mempermudah berbagai penjelasan dan utuk membantu anak memahami dengan jelas jalamya suatu proses dengan penuh perhatian dan menarik bagi anak didik.

Adapun penerapan metode demonstrsi dilakukan dengan cara yaitu:

a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai

b. Menentukan materi yang di demonstrasikan

c. Memilih atau menentukan siswa yang melakukan demonstrasi

d. Menyimpulkan metode demonstrasi yang dilakukan dalam kelas (Imasyah,1984:98)

Penerapan metode demonstrasi yang lain adalah dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Menetukan tema atau materi yang di demonstrasikan

b. Menentukjan jumlah siswa yang berdemonstrasikan

c. Latihan dilog terlebih dahulu

d. Pelaksanaan demonstrasi (Djamarah,2005:238)

4.3.3 Pembelajaran Membaca Indah pada Sekolah Dasar

Membaca merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang sangat penting, lebih lebih pada siswa sekolah dasar. Dalam KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tertera dengan jelas bahwa tujuan pengajaran bahasa Indonesia yang berkaitan dengan membaca indah yaitu siswa mampu membaca puisi dengan intonasi dan ekspresi yang tepat (depdikbas,2006:82)

Dari tujuan pengajaran ini dapat di simpulkan bahwa tujuan membaca adalah agar siswa mampu membaca puisi dengan intonasi yang tepat serta mampu membaca sajak dengan irama yang baik untuk dapat menemukan intonasi dan lagu yang tepat. Suatu puisi dan sajak diperlukan kemampuan khusus dalam membaca indah sehingga siswa mampu menemukan atau melukiskan keindahan dalam puisi tersebut.

Sedangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam pemahaman ditetapkan bahwa siswa memiliki kegemaran dan keterampilan membaca atau menikmati karya sastra untuk meningkatkan kepribadian, mempertajam kepekaan,perasaan dan memperluas wawasan kehidupan.(Depdiknas,2006:13)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelajaran membaca indah pada siswa disekolah ditekankan pada hal-hal berikut:

a. Siswa mampu membaca puisi dengan intonasi yang tepat serta menemukan keindahan dalam puisi tersebut.

b. Siswa mampu membaca sajak dengan lagu dan irama yang tepat

c. Siswa memiliki kegemaran membaca serta menikmati karya sastra untuk memprluas wawasan kehidupan.

d. Siswa memiliki kegemaran dan keterampilan membaca untuk meningkatkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

4.3.4 Komponen- komponen Pembelajaran Membaca Indah

Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa komponen yang sangat menentukan kebrhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan disekolah termasuk pembelajaran pada siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca indah baik di sekolah atau di luar sekolah, sehingga pengetahuan dan pemahaman siswa dalam belajar membaca indah, tidak hanya pada aspek kognitif (pengetahuannya) saja, tetapi yang lebih penting juga adalah kemampuan dan pemahaman siswa pada aspek apektif( sikap,prilaku dan pola pikir siswa) dan aspek psikomotorik (aktualisasi dan keterampilan) yang harus dimiliki oleh siswa.

Adapun komponen-komponen dalam pembelajaran membaca indah tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Tujuan

b. Bahan/materi pelajaran

c. Kegiatan belajar mengajar

d. Metode

e. Alat

f. Sumber belajar

g. Evaluasi (Djamarah dan Zain,2003:48)

Adapun uraian masing masing komponen dalam pembelajaran membaca indah tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Tujuan

Tujuan adalah “suatu cita-cita yang ingin di capai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak suatu kegiatan yang di programkan tanpa tujuan,karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan itu akan dibawa” (Djamarah dan Zain 2003:48)

Jadi dapat dipahami bahwa,tujuan merupakan salah satu unsur dari sistem yang harus ditetapkan dalam proses pembelajaran yang berfungsi sebagai indikator keberhasilan pembelajaran. Dan juga tujuan dapat mempengaruhi unsur pelajaran lainya seperti bahan pelajaran,kegiatan belajar mengajar,pemilihan metode,alat,sumber,dan alat evaluasi. Semua unsur harus disesuaikan dan didayagunakan ubtuk mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin.

b. Bahan pelajaran

Bahan pelajaran adalah”Substansi yang akan disampaikan dalam proses intraksi edukatif. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan”(Djamarah dan Zain, 2000:17). Sedangkan menurut Arikunto dalam Djamarah dan Zain bahwa “ bahan pelajaran merupakan unsur inti yang ada dalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang di upayakan untuk dikuasi oleh anak didik” (Djamarah dan Zain 2003:50)

Karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaranyang akan di sampaikan pada siswa. Dan bahan pelajaran juga merupakan suatu sumber belajar bagi siswa terutama di sekolah itu sendiri.

c. Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar adalah “Inti kegiatan dalam pendidikan . atau segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar”(Djamarah dan Zain 2003:50). Jadi dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan siswa merupakan unsur yang terlibat dalam sebuah interaksi normatif untuk bersama sama mencapai tujuan pembelajaran.

d. Metode

Metode adalah “Suatu cara yang di gunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”(Djamarah dan Zain,2003;53). Lebih jauh di jelaskan bahwa metode adalah”cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran’(Djamarah dan Zain,2003:207).

Jadi, dari kedua pengertian diatas, dapat dipahami behwa metode merupakan suatu cara mengajar yang digunakan seorang guru dalam menyampaikan pelajaran pada proses kegiatan belajar mengajar.

e. Alat

Yang dimaksud dengan alat adalah”segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran”(Djamarah dan Zain, 2000:19). Sedangkan menurut Marimba dalam buku Djamarah (2003:54) mengatakan bahwa”Dalam kegiatan belajar mengajar alat mempunyai fungsi yaitu alat sebagai perlengkapan alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan,dan alat sebagai tujuan.

f. Sumber Pelajaran

Menurut Winataputra dan Ardiwinata dalam Djamarah dan Zain,mengatakan bahwa”Sumber pelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pelajaran terdapat atau asal untuk belajar seorang “(Djamarah dan Zain,2003:55). Dari penjelasandi atas,dapat dipahami bahwa sumber belajar itu merupakan bahan /materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar.

g. Evaluasi

Menurut Sudirman dalam Djamarah mengatakan bahwa evaluasi adalah”Suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu” (Djamarah dan Zain,2003:207). Sedangkan menurut Bloom dalam Haryanto mengatakan bahwa evaluasi adalah”Pengumpulan kenyataan secara sistematika untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa ban menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa”(Djamarah dan Zain,2003:207).

Dari beberapa pengartian diatas,dapat dipahami bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan guru untuk mengetahui sejauh mana tingkat daya serap siswa setelah mengikuti mata pelajaran yang diberikannya dan untuk mengetahui sejauh mana perubahan yang terjadi pada diri siswa. Dengan demikian pembelajaran membaca indah sangat ditentukan oleh beberapa unsur atau komponen yang menunjang kelancarannya dalam belajar mengajar.

4.3.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Membaca Indah

Dalam proses pembelajaran (kegiatan belajar mengajar) termasuk pada Sekolah Dasar,kemampuan siswa membaca indah tidak hanya dipengaruhi oleh faktor siswa dan guru,tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:

a. Bakat siswa

Menurut Warren dalam buku Nurkencana (1986:204) mengatakan bahwa bakat adalahuatu kondisi atau disposisi disposisi tertentu yang menggejala pada kecakapan seseorang untuk memperoleh dengan melalui latihan satu persatu atau beberapa pengetahuan keahlian atau suatu respon seperti kecakapan untuk berbahasa,musik, dan sebagainya.

Bakat merupakan satu disposisi. Disposisi itu dapat berkembang tetapi mungkin pula tidak dapat berkembang. Hal itu tergantung kepada latihan atau pebdidikan yang diberikan. Apabila disposisi itu mendapat latihan atau pendidikan yang cukup memadai maka disposisi itu akan berkembang menjadi suatu kecakapan nyata. Tetapi apabila tidak mendapat latihan atau pendidikan yang baik maka disposisi yang ada itu tidak dapat berkembang maksimal sebagaimana yang diharapkan.

b. Alat / media

Menurut Marimba dalam buku Djamarah (2003:54) mengatakan bahwa “ dalam kegiatan belajar mengajar mempunyai fungsi yaitu alat sebagai perlengkapan alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan,dan alat sebagai tujuan”.

Jadi alat atau media memiliki peranan penting dalam menunjang penguasaan materi pelajaran yang diajarkan pada siswa termasuk kemampuan membaca indah pada siswa di sekolah.

c. Motivasi Belajar

Yang dimaksud dengan motivasi adalah” keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini,berarti termasuk daya untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman dalam Slameto,2006:151)

Jadi motivasi dapat menggairahkan siswa untuk merasa senang dan semangat untuk belajar. Sebab tanpa adanya motivasi pada diri siswa ,dapat mengakibatkan siswa tidak menyukai pelajaran yang diajarkan di sekolah khususnya dalam hal ini adalah belajar membaca indah.

d. Minat Belajar

Adapun yang dimaksud dengan minat adalah “ kecendrungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu” (Slameto ,1995:57). Sedangkan menurut dalam bukunya “belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya memberikan definisi bahwa minat adalah” kecendrungan yang tepat untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”(Slameto,1995:57)

Jadi dapat dipahami bahwa minat belajar sangat menentukan penguasaan dan hasil nelajar siswa sebab dengan minat belajar tersebut dapat menimbulkan rasa keingintahuan siswa dalam mempelajari setiap materi/ bahan pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah terutama dalam hal ini adalah lemampuan membaca indah pada siswa. Sehingga hasil belajarpun dapat diproleh dengan baik.

5. Metode Penelitian

5.1 Metode yang Digunakan

Metode yang digunakan sesuai dan dipilih dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, pemilihan metode deskriptif didasarkan pada pertimbangan tertentu sesuai dengan hakikat yang terdapat dalam metode itu. Metode deskriptif mempunyai sifat umum menuturkan dan menfsirkan data yang ada pada waktu tertentu (saat kurun waktu tertentu), misalnya tentang situasi yang dialami suatu kegiatan dan pandangan,sikap yang nampak atau sedang berlangsung,pengaruh yang sedang bekerjadan sebagainya (Surachmad,1998:133).

Sedangkan menurut Djajasudarma bahwa “Deskriptif merupakan gambaran ciri-ciri data akurat sesuai dengan sifat alamiah itu sendiri” (1993:16). Jadi dengan metode deskriptif ini peneliti mendeskripsikan atau menjabarkan secara sistematis,faktual dan akurat tentang suatu objek yang diteliti,baik fakta-fakta maupun hubungan antara fenomena-fenomena yabtg diteliti kemudian dianalisis secara sistematis dan tepat sesuai dangan data yang diproleh di lapangan,sehingga mengandung nilai kebenaran yang dapat di pertanggung jawabkan secara ilmiah.

5.2 Metode Penentuan Subjek Penelitian

Metode penentuan subjek dalam penelitian ini terdiri dari populasi dan sampel penelitian. Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian(Arikunto,2002:108). Lebih jauh dijelaskan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kwalitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,2005:90). Sedangkan menurut Suharsimi (1989:90). Mengatakan “apabila seorang peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada pada dalam wilayah peneliti, maka peneliti merupakan penelitian populasi”(Arikunto,1989:90).

Berdasarkan ketiga pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh subyek baik berupa individu atau nilai-nilai dari hasi; perhitungan atau mengukur,baik bersifat dari karakteristik objek yang akan diteliti arau yang dijadikan sebagai objek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VI SDN Anjani Kabupaten Lombok Timur tahun pelajaran 2011-2012 yang berju,lah 30 orang.

Alasan peneliti adalah karena penelitian ini adalah penelitian populasi,dimana peneliti akan meneliti semua populasi yang ada khususnya pada kelas VI SDN Anjani Lombok Timur.

5.3 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian,sebab metode pengumpulan data merupakan persoalan metodologi yang khusus digunakan untuk membicarakan cara mengumpulkan data melalui prosedur yang sistematis dan sesuai dengan penelitian yang digunakan. Metode pengumpulan data adalah segala fakta dan angka yang dapat untuk menyusun informasi,sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan (Arikunto,1993:91).

Dalam pelaksanaan penelitian,biasanya digunakan lebih dari satu teknik/metode. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

5.3.1 Metode observasi

Di dalam pengertian psikologik,observasi atau disebut pula dengan pengamatan,meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto,2002:133). Lebih jauh dijelaskan observasi adalah” metode pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan terhadap objek penelitian,dimana observasi dapat dilaksanakan secara langsung dan tidak langsung”(Riyanto,1996:96).

Untuk memudahkan penelitian ,maka teknik observasi yang digunakan di buat menjadi dua teknik, yaitu:

a. Observasi langsung adalah mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subjek yang di selidiki,baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi sebenarnya meupun dilakukan dalam situasi buatan yang khususnya di adakan.

b. Observasi tak langsung adalah mengadakan pengamatan terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki dengan perantara sebuah alat.

Dalam penelitian ini ,metode observasi digunakan untuk memperoleh data tentang:

1) Gambaran umum lokasi penelitian

2) Keadaan sarana dan prasarana pendidikan

3) Kegiatan atau proses nelajar mengajar siswa didalam kelas yang menjadi subjek penelitian

5.3.2 Metode Interview (Wawancara)

Interview juga disebut wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interview) untuk memperoleh informasi dari informen (interviewner). Ditinjau dari pelaksanaanya,metode interview dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Interview bebas ,inguidid interview, dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja ,tetapi juga mengingat akan data yang akan dikumpulkan.

2) Interview terpimpin,inguidid enterview,yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang di maksudkan dengan interview tersruktur.

3) Interview bebas terpimpin,yaitu kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin (Arikunto,2002:132).

Dari beberapa jenis interview diatas ,maka peneliti menggunakan interview bebas,agar peneliti bisa menanyakan apa saja yang berkaitan dengan penelitian yang dilaksanakan yaitu kemampuan membaca indah dengan menggunakan metode demob\nstrasi pada siswa kelas VI SDN Anjani tahun pelajaran 2010/2011. Selain itu agar dapat terjalin suasana yang lebih aktf,akrab baik dengan guru maupun siswa ketika melakukan interview baik dalam sekolah maupun luar sekolah.

5.3.3 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal- hal atau variable berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:106). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode dokumentasi karena banyak dibutuhkan dokumen dari subyek yang di teliti antara lain sebagai berikut seperti :

a. Sejarah berdirinya sekolah

b. Data jumlah guru

c. Data jumlah siswa dan

d. Data sarana dan prasarana

e. Struktur organisasi sekolah dan data penting lainnya.

5.3.4 Metode test

Yang dimaksud dengan test adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan (Nurkencana dkk., 1986 :25)

Test dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu 1) test individual dan 2) test kelompok. Sedangkan di tinjau dari bentuk pertanyaan yang diberikan yaitu test obyektif dan test essay. Sementara kalau ditinjau daripembuatan test dapat dibedakan menjadi test buatan sendiri,test buatan orang lain,dan test standar.

Dalam pelaksanaan penelitian di lapangan , metode tes diatas digumakan untuk memperolah data tentang : kemampuan membaca indah siswa dengan menggunakanmetode demonstrasi itu sendir. Adapun skor penilaian kemampuan membaca indah siswa tersebut dilakukan dengan menggunmakan skala penilaian. Kaitannya dengan hal ini dijelaskan bahwa “agar penilaian pada masing masing aspek kemampuan membaca siswa dapat dilakukan dengan baik,teliti,terpercaya ,konsisten,objektif,dan sistematis ,maka perlu dialkuakn diskriosi kriteria penilaian pada setiap aspek anak skala yang digunakan (Suyoto dkk,1998:25)

Dengan demikian ,maka dalam pemnelitian ini skala penilaian yang digunakan adalah dengan menggunakan empat skala penilaian atau empat aspek penilaian yaitu sebagai berikut :

a. Kelancaran berbicara dalam bermain perang = 0-20

b. Bahasa yang digunakan dalam bermain peran = 0-20

c. Mimik dalam bermain peran = 0-20

d. Ekspresi/ gaya dalam bermain peran = 0-20

e. Intonasi dalam bermain peran = 0-20

Hasil penilaian tes diatas diatur dan disusun secara sistematis kenudian dianalisis (diolah) sesuai dengan penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian diskriptip kuantittif.

5.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan suatu cara yang digunakan dalam mengelola data yang telah diproleh dilapangan ,sehingga dapat diproleh berbagai informasi –informasi yang berdaya guna dan berhasil guna sebagaimana yang diharapakan. Analisis data dalam penelitian ini harus sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian diskriptif .

Data hasil penelitian yang telah berkikumpul di analisis dan diolah sengan secara intensip dan sistematis. Data yang dikumpulkan tentunya belum berarti bila nelum diolah atau dianalisis. Oleh karena itu, untuk memperolahy kesimpulan yang berrati pada data tersebut maka harus di analisis dengan menggunakan metode statistik adapun data yang terkumpul selama melakukan penelitian perlu dianalisis dan dinterprestasikan dengan ketelitian, keuletan,dan kecakapan sehingga akanmendapat kesimpulan yang obyektif. Menurut Bogdan dan Biklen dalam (Meleong,2007:45) mengatakan analisis data adalah “ yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data memilah milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,mensistensikanya,mencari dan menemukan pola,menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat di ceritakan kepada orang lain”.

Sedangkan menurut (Muhajir,1992:32) mengemukakan bahwa analisis data adalah “upaya untuk mencari dan menanta secara sistematis data yang telah di proelh baik studi pustaka maupun dari dokumen”. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diekriptif kuantitatip. Untuk mendapatkan hasil data yang valid dan akurat serta dap[at di pertanggung jawabkan kaitannya rumusan maslah dan tujuan penelitian, maka data yang diproleh tersebut di analisis dengan rumus statistik yaitu sebagai berikut:

1. Mencari kemampuan Individu yakni meliputi :

a. Menentukan SMI

b. Menentukan mean (M) = ½ x SMI

c. Menetukan SD = 1/3 x M

2. Membuat atau menentukan pedoman konversi dan kategori yaitu sebagai berikut;

Mi + 1 SDi sampai Mi + 3 SDi = kategori kemampuan tinggi

Mi + 1 SDi sampai Mi + 1 SDi = kategori kemampuan sedang

Mi – 3 SDi sampai < Mi – 1 SDi = kategori kemampuan rendah

(Nurkencana dkk.,1983:80)

3. Mencari kemampuan kelompok :

IPK = M x 100%

SMI

Keterangan ;

IPK = indeks persentase kelompok

M = mean atau nialia rata rata

SMI = skor maksimal ideal,skor jika dijawab semua

100% = bilangan

Sebagai pedomen dalam menghitung indeks prestasi kelompol, digunakan interval sebagai berikut ;

00-30 = sangat kurang

31-54 = rendah

55-74 = normal

75-89 = tinggi

90-100 = sangat tinggi (Nurkencana,dkk,1983:117)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,Abu,dkk.,2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Tineka Cipta.

-------------- 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Baradja. 1990. Kapital Selekta Pengajaran Bahasa. IKIP Malang. Malang

Berns.1985. Membaca. Bandung : PT. Sentosa Jaya

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain. 2006. Strategi Belajar-Mengajar, Rineka Cipta Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif, Rineka Cipta Jakarta.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas.

Djauzak. 1995. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.

Djajasudarma, Fatimah. 1993. Metode Linguistik, Ancangan Metode Penelitian dan Kajian, Bandung: Rafika Aditama.

Imansjah Alipandie, 1984. Dedaktif Metodik Pendidikan Umum, Usaha Nasional, Surabaya.

Kridalaksana, Fatimah. 1993. Strategi Belajar-Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.

Mansyur. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Universitas terbuka.

Meleong, J. Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Komulatif. Bandung: PT. Remaja Rosdiakarnya.

Muhajir. 1992. Metodologi Research. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Betra, Ida Bagus.1974. Statistik Infreansial. Surabaya: Usaha Nasional

Nurnyani, Ahmad. 1979. Bahasa Indonesia. Bandung : Remaja Karya

Nurkencana, dkk. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Poerwadarminta, W.J.S. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Riyanto, Yatim. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabay. Sic

Subagyo. 1991. Teknik Metode Penelitian Observasi. Jakarta: Citra Karya

Slameto. 2000. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. PT. Rineka Cipta: Jakarta.

Suedarso. 1998. Sistem membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Surachmad. Winarno, 1998. Pengaturan Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Tarigan, dkk. 1979. Membaca Sebagai Kerampilan Berbahasa. PT. Pustaka Setia.

Usman, Uzer Moh. 2001, Menjadi Giri Profesiona., PT. Remaja Rosda Karya: Jakarta.

-------------- 1994. Bahasa Indonesia Pedoman Umum. Jakarta Bunda Karya.

Silahkan DOWNLOAD file word 2007 DISINI

1 comment:

  1. Harrah's Reno Casino & Hotel - MapYRO
    › en-us › 2021/07/09 › harrah-s-reno › en-us 경기도 출장안마 › 2021/07/09 › harrah-s-reno Harrah's Reno Casino & Hotel - MapYRO, United States 의정부 출장안마 - Find your way around the casino, find where everything 대구광역 출장샵 is 강릉 출장마사지 located 춘천 출장마사지 with these helpful

    ReplyDelete